PENGELOLAAN & PEMULIHAN TERUMBU KARANG BERSAMA COREMAP-CTI DI KABUPATEN BINTAN, KEPULAUAN RIAU
I.
PENDAHULUAN
Kabupaten Bintan
merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 240
pulau-pulau kecil serta memiliki sumberdaya pesisir dan laut yang sangat
potensial. Wilayah pesisir Kabupaten Bintan memiliki ekosistem terumbu karang
seluas 17.394,83 ha (DKP, 2007). Ditemukan 14 famili dan 78 jenis karang dengan
kondisi buruk sampai sedang (LIPI, 2007).
Secara geografis Kabupaten Bintan terletak pada 20 00’
Lintang Utara, 10 20’ Lintang Selatan 1040 00’ Bujur Timur sebelah Barat,1080 30’
Bujur Timur sebelah Timur, dimana sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Natuna, sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tanjungpinang dan Lingga, sebelah
Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat, dan sebelah Barat berbatasan
dengan Kota Batam.
Kabupaten Bintan memiliki Luas Wilayah 87.717,84 Km2
dimana luas daratan 1.319,51 Km2 ( 1,49%) dan luas lautan 86.398,33 Km2 (98,51%),
memiliki jumlah pulau 240 Pulau dengan 49 Pulau Berpenghuni dan 191 pulau tidak
berpenghuni.
Ekosistem terumbu
karang di Kabupaten Bintan telah sejak lama dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan ekonomi, seperti lokasi penangkapan ikan dan wisata bahari dengan
melibatkan banyak pemangku kepentingan (stakeholders). Pemanfaatan
ekosistem terumbu karang sebagai lokasi penangkapan ikan dan wisata bahari ini
telah berdampak positif terhadap ekonomi. Namun sayangnya dalam pemanfaatan
sebagai lokasi penangkapan ikan sering dilakukan secara destruktif. Sektor
perikanan merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat
pesisir Bintan, dimana pada tahun 2007 tercatat sebanyak 8.243 RTP, sebagian
besar (96,3%) bergerak di bidang penangkapan ikan (BPS Kabupaten Bintan, 2007).
Ekosistem terumbu
karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber
kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang ini
biasa hidup lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis
ikan dan berpuluh-puluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan
biota lainnya (Dahuri, 2000).
Terumbu Karang adalah ekosistem di dasar laut tropis
yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis
- jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di
dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, krustasea, ekhinodermata,
polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di
perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.
I.
POTENSI
Sebagai suatu ekosistem yang sangat produktif,
terumbu karang memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi sehingga menampakkan
panorama dasar laut yang sangat indah. Ekosistem ini membentuk jaringan mata
rantai yang menumbuhkan siklus fauna, siklus flora, siklus air dan berbagai
siklus lainnya. Salim (1992) dalam Adriman (2012) menyatakan bahwa
ekosistem terumbu karang setidaknya memiliki lima fungsi penting yaitu :
1.
Fungsi keterkaitan
2.
Fungsi keanekaragaman
3.
Fungsi keserasian antar komponen satu dengan yang lain
4.
Fungsi efisien
5.
Fungsi keberlanjutan
Sedangkan Nybakken(1992) dan Dahuri (1996) dalam Adriman
(2012); menyebutkan bahwa ekosistem terumbu karang memiliki peran sebagai:
1.
Tempat tumbuhnya biota lain, karena fungsinya sebagai tempat memijah, mencari
makan, daerah asuhan berbagai biota laut.
2.
Sumber plasma nutfah
3.
Mencegah erosi dan mendukung terbentuknya pantai berpasir
4.
Melindungi pantai dari hempasan ombak dan keganasan badai disamping melindungi
bangunan fisik. Pelindung usaha perikanan dan pelabuhan-pelauhan kecil dari
badai dan hempasan air laut.
5.
Bahan baku untuk berbagai macam kegiatan seperti karang batu dan pasir sebagai
bahan bangunan, karang hitam sebagai bahan perhiasaan, dan berbagai macam
kerang atau moluska yang digunakan untuk hiasan rumah.
6.
Dinegara-negara berkembang, terumbu karang secara tidak langsung merupakan
penghasil protein bagi panduduk.
7.
Sebagai obyek wisata
TATA GUNA LAHAN KERJASAMA RI - SINGAPURA
KESEPAKATAN TANGGAL 28 AGUSTUS 1990 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
0 Komentar:
Posting Komentar