Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Maret 2019

Bentuk Mulut Pada Ikan


  

Bentuk mulut pada ikan :

v   Terminal :
Cyprinus carpio
Puntius javanicus
Cybium commersoni
Puntius bulu
Hampala macrolepidota

v   Inferior :
1.      Petromizon  marinus
2.      Thryssa baelama
3.      Encrasicholina heteroloba
4.      Chanos  chanos
5.      Charcharias  menissorah

v   Superior :
1.      Pesettodes  erumuri
2.      Argyropelecus  aculeatus
3.      Synanceia  trachynis
4.      Scleropagus  formosus
5.      Eleotris  macrolepis

B.     Jenis Makanan Ikan :
v   Ikan karnivore :
1.      Carcharias menissorah
2.      Chana micropeltes
3.       Chana striata
4.      Scleropages formosus
5.      Mystus  nemurus

v   Ikan Herbivore :
1.      Puntius  scwanefeldi
2.      Puntius  bulu
3.      Tynnichthys  polilepis
4.      Hampala  macrolepidota
5.      Chanos chanos

v   Ikan Omnivore :
1.      Oreochromis  niloticus
2.      Oreochromis  mosambicus
3.      Osphronemus  gouramy
4.      Helostoma temmincki
5.      Cyprinus carpio

C.     Cara Makan :
v   Predator :
1.      Carcharias menissorah
2.      Scleropages formosus
3.      Astronotus ocellatus
4.      Chana striata
5.      Pygocentrus nattereri
v   Grazer :
1.      Trichogaster pectoralis
2.      Oreochromis  mosambicus
3.      Osteochillus vittatus
4.      Puntius  scwanefeldi
5.      Pesettodes  erumuri
v   Strainer :
1.      Corica  laciniata
2.      Decapterus russeli
3.      Scomber  kanaguta
4.      Tynnichthys  polilepis
5.      Hampala  macrolepidota
v   Sucker  :
1.      Hyposarcus pardalis
2.      Cyprinus carpio
3.      Synanceia  trachynis
4.      Petromizon  marinus
5.      Encrasicholina heteroloba
v   Parasit  :
1.      Sardinella sirin
2.      Euthynnus affinis
3.      Trichiurus lepturus
4.      Upeneus sulphureus
5.      Eleutheronema tetradactylum

Rabu, 24 September 2014

Yang Terlupakan

Masih ingat Si Udin..?
Si anak kritis dan cerdas yang sering kali justru di anggap bermasalah di sekolah dan lingkungan rumahnya. Nah kali ini apa lagi kisah menarik dari si Udin ? Suatu hari si Udin bertanya pada Emaknya (ibunya si Udin-red).

Udin   :  Mak., sebenarnya Bapak itu lebih sayang sama Udin apa sama Telor sih.?
Emak : "Ya pasti lebih sayang kamu dong Din.." kata emaknya yakin sambil memindahkan telur2 yang baru datang ke rak dagangannya.
Udin   : "Ah Emak bohong !! Emangnya atas dasar apa Emak bilang Bapak lebih sayang sama Udin dari pada dagangan telor dagangannya ??
Emak : Ya Emak lihat tiap hari Bapak perhatian dan Sayang sama Udin.
Udin  : "Emak Bohong lagi !!! Emak gak tahu aja jika Bapak itu lebih sayang sama telor dari pada sama anaknya sendiri !!" Suara Udin terdengar agak meninggi.

Kebetulan usaha Bapak dan Emaknya si Udin adalah Warung Sembako di depan rumahnya dan Bapaknya sering belanja sembako ke pasar untuk dagangan di warungnya. Emaknya kaget melihat si Udin mendadak serius dan menuduhnya berbohong. Lalu kini emaknya Udin balik bertanya.

Emak : Emang atas dasar apa Udin bilang Bapak lebih sayang sama telor dari pada sama Udin ?
Udin  :"Itu Bapak kalo naik motor pas boncengin Udin dibelakang, Ngebut kencengnya bukan main, trus nyalip2 motor lain, nyalip2 mobil, dan sering hampir nabrak motor, nabrak orang nyebrang dan nabrak tiang."Padahal Udin udah teriak-teriak ke Bapak biar hati-hati dan jalannya pelan2 aja gak usah nyalip.Eh giliran Bapak Boncengin telor setumpuk di belakang motornya jalannya malah pelan-pelan banget, jalannya dipinggir, gak pernah nyalip dan hati-hati banget Gak kayak waktu Bapak Boncengin Udin di belakang motornya."Sekarang Emak tahukan kalo Bapak itu lebih sayang sama Telor dari pada nyawa anaknya sendiri."

Emaknya si Udin gak bisa jawab, cuma bisa memandangi anaknya dengan penuh rasa iba dan kasih sebagai seorang ibu pada anaknya.
Lalu bagimana dengan kita ??????
Yuk mari kita renungkan kembali.

by Ayah Edy

Mendidik Bukan Menyuruh


Ini Cerita Inspiratif dari Dr.Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi. Saat itu Dr.Arun Gandhi memberi ceramah di Universitas Puerto Rico, ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya:

“Waktu itu saya masih berusia 16 th dan tinggal bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek 
saya, ditengah kebun tebu, 18 mil diluar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak mempunyai tetangga. Jadi tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop

Pada suatu hari ayah meminta saya untuk mengantar beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya aka ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu ayah juga meminta saya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda seperti memperbaiki mobi di bengkel.

Pagi itu setiba di tempat konferensi ayah berkata : “Ayah tunggu kamu disini jam 5 sore, lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama”

Saya segera menyelesaikan berbagai pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu.

Kemudian saya pergi kebioskop. Saya sungguh asyik menonton aksi John Wayne sampai lupa waktu. Begitru melihat jam menunjuk 17..30 , saya langsung berlari menuju bengkel mobil dan buru -buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya.

Saat itu sudah hampir pukul 18.00

“Kenapa kamu terlambat?” tanya ayah.

Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya terlambat karena menonton bioskop sehingga saya menjawab “ tadi mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu”

Ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel itu sehingga ayah tahu kalau saya berbohong.

Lalu ayah berkata ” Ada sesuatu yang salah dalam membesarkanmu sehingga kamu tidak punya keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkan ayah pulang berjalan kaki dan memikirkannya baik-baik.”

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah di jalanan seperti itu, maka selama 5,5 jam saya mengenderai mobil pelan-pelan di belakang beliau , melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang telah saya lakukan.

Sejak saat itu saya tidak pernah berbohong lagi.Seringkali saya berpikir mengenai kejadian itu dan merasa heran, Seandainya ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak2 kita, apakah saya akan mendapat pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetap hanya dgn satu tindakan tanpa kekerasan yang sungguh luar biasa, saya merasa kejadan itu seokah-olah baru terjadi kemarin . Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Pendikan yang paling efektif dan pasti tertanam kuat adalah pendidikan yang disampaikan hingga tertancap di bawah sadar. Apa yag dilakukan ayahanda Dr,Arun Gandhi adalah menyampaikan pesan yang sangat mendalam di pikiran bawah sadar. 


(sumber: http://klinikkeluarga.wordpress.com/)

 
biz.